Waspadai kekentalan darah di atas normal, dampaknya bisa merembet ke penyakit jantung, stroke, ginjal dan kebutaan.
Darah yang kental cenderung mudah mengalami penggumpalan. Hal ini sangat berbahaya, sebab gumpalan darah tersebut bisa menyumpal pembuluh darah terutama yang diameternya kecil. Ketika pembuluh darah tersumbat, maka alirah darah terhambat. Zat nutrisi dan oksigen yang dibawa darah tidak sampai ke organ yang membutuhkan. Akibatnya timbul gangguan-gangguan yang bervariasi, bergantung dari letak sumbatan pembuluh darah tersebut, antara lain :
Stroke
Sumbatan pada pembuluh darah di otak membuat stroke.
Serangan jantung
Sumbatan pada pembuluh darah jantung (koroner) menyebabkan serangan jantung koroner.
Kerusakan ginjal
Sumbatan pada pembuluh darah ginjal menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Kebutaan
Sumbatan pada pembuluh darah retina mengakibatkan gangguan penglihatan bahkan hingga kebutaan.
Kesemutan dan kebas pada kaki
Sumbatan pada pembuluh darah perifer, seperti di kaki, menyebabkan peredaran darah tidak lancar. Penderita bisa merasakan kesemutan dan kebas pada kaki.
Bila dari hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) darah Anda di atas rata-rata (normalnya antara 13-16 mg/dl) kemungkinan darah Anda mengental. Biasanya keadaan tersebut akan disertai dengan rasa pusing, demam, sekujur tubuh terasa tidak nyaman bahkan bagian wajah akan tampak memerah.
Darah lebih kental
Dalam dunia medis, gangguan kesehatan seperti itu dikenal sebagai polisitenia. Menurut konsultan hematology onkologi medik Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. Nugroho Prayogo SpPD, polisitenia ditandai dengan kadar sel darah merah yang berlebihan. “Akibatnya darah menjadi lebih kental dan lebih sulit mengalir melalui pembuluh darah yang lebih kecil (hiperviskositas)”, ujar Nugroho.
Gejala awalnya seringkali berupa lemah/lelah, sakit kepala/pusing, dan sesak nafas. Bisa terjadi gangguan penglihatan dan kulit, terutama di area wajah tampak kemerahan.
Selain polisitenia ada jenis darah kental lainnya, yaitu darah kental yang disebabkan karena suatu kelainan, sehingga cairan/plasma darahnya mudah membeku dan mengental. “Dalam darah ada faktor-faktor yang bisa membuat darah membeku, ada pula faktor-faktor yang membuat darah mengencer. Dalam kondisi normal faktor-faktor tersebut berada dalam kondisi seimbang sehingga darah tetap bisa mengalir dengan baik,” kata Nugroho.
Namun adakalanya cairan darah cenderung mudah mengental. Ini bisa disebabkan karena tingginya kadar fibrinogen, aliran darah yang terhambat, misal pada orang-orang yang lanjut usia yang kurang aktif bergerak, serta adanya zat pemicu pembekuan darah (trigger). “Fibrinogen merupakan sejenis protein dalam plasma darah, bersifat membekukan darah. Sedang faktor-faktor pemicu pembekuan darah adalah fosfolipid yang merupakan salah satu komponen pembentuk sel,” kata Nugroho.
Kekentalan darah itu menyebabkan darah, terutama pada pembuluh balik (vena) di bagian kaki, sukar mengalir kembali ke jantung. Akibatnya kaki akan mengalami pembengkakan, panas dan terasa nyeri.
Jenis kekentalan darah lainnya berhubungan dengan kelainan pada sel-sel darah merah (trombosit) yang mudah menggumpal. Sejatinya, trombosit merupakan komponen penutup luka. Ketika sebuah luka terjadi, melalui mekanisme yang cukup rumit, trombosit bersama komponen lain termasuk fibrinogen akan membentuk bekuan darah untuk menutup luka agar tidak terjadi perdarahan. “Namun karena suatu kelainan, trombosit bisa menggumpal meskipun tidak ada luka,” ujar Nugroho.
Genetik
Terjadinya pengentalan darah tersebut bisa disebabkan karena faktor bawaan (genetik) dan bisa juga karena faktor penyakit seperti demam berdarah, penyakit ginjal, lupus, serta penyakit berat (sepsis). Untuk memastikan terjadinya pengentalan darah, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Setelah dapat dipastikan, gangguan itu harus segera ditangani. Bila tidak, akibatnya bisa parah.
Pengentalan darah yang melibatkan terbentuknya bekuan/gumpalan darah bisa menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah terutama yang diameternya kecil-kecil.
Akibatnya macam-macam, diantaranya :
- Bila sumbatan terjadi di pembuluh darah di otak, bisa jadi stroke.
- Bila terjadinya di pembuluh darah jantung, menyebabkan serangan jantung.
- Bila sumbatan terjadi di pembuluh darah ginjal, akan menyebabkan kerusakan ginjal pada kedua organ tersebut.
- Bila sumbatan terjadi di pembuluh darah retina mata, akan menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan.
Soal pengobatan, saat ini tersedia obat-obat pengencer darah yang penggunaannya disesuaikan dengan tipe kekentalan darah dan kondisi pasien. Obat-obatan itu antara lain warfarin, aspirin, dan antivitamin K. Selain itu memperbanyak asupan air dan selalu aktif bergerak agar sirkulasi darah lancar cukup membantu mengatasi kekentalan darah. Untuk polisitenia, pengambilan darah secara rutin bisa membantu. Namun selain itu diperlukan obat-obatan khusus untuk menekan produksi trombosit.
Sumber kutipan: Media Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar